Matahari sudah terbit sejak lima menit lalu. Seruni berlari segera keluar rumah dengan sudah memakai baju seragam SD-nya. Hari masih pagi, masih sedikit gelap. Walaupun sebenarnya di bagian lain dari tempat tinggalnya sudah terang sekali.

Seruni berlari ke pohon jati putih yang ada di halaman rumahnya. Dia menyukai pohon ini sejak pertama ibunya menanam di tempat tersebut. Sekarang pohon tersebut sudah besar. Seruni menghampiri dan meraba batang pohon yang terlihat putih. Dirabanya tanah di sekeliling pohon, diceknya semua batang yang mulai ditumbuhi daun. Dia termenung, dan terlihat berpikir. Dia menatap ke sekeliling mencari sesuatu. Dia pun mendapati apa yang dicarinya.

Seruni segera berlari ke arah ember yang tergeletak tidak jauh dari situ. Di dalamnya masih ada air dan gayung yang baru saja dipakai ibunya menyiram tanaman. Seruni mengambil sedikit air dari dalam ember dengan menggunakan gayung. Dia membawa gayung berisi air tersebut dan berlari kembali ke pohon. Dengan tangan kecilnya, dia berusaha menyiram air yang dibawanya ke arah pohon. Seruni memastikan sekeliling pohon kena oleh air. Setelah selesai, dia memegang batang pohon sambil berbisik, “Hai.”.

“Seruniiiii, makaaan duluuu,” terdengar ibunya memanggil dari dalam rumah. Seruni pun langsung berlari menuju arah suara itu. Tak lupa dia mengembalikan gayung yang sudah dipakainya ke ember. Seruni tertawa dan bernyanyi pelan. Dia senang, hari itu tepat jam enam pagi, dia sudah berhasil lagi menyiram pohon kesukaannya. Rasanya pohon jati pun tersenyum pada Seruni.

whatsapp-image-2017-01-31-at-08-25-25